PROCESSING / PENGOLAHAN BENIH

Posted by Mega Dewana on Wednesday, February 3, 2016

Disusun Oleh:
Mega Dewana Putri (H0107018)
Mudita Oktorina Nugrahani (H0107019)
Nindi Sekar Wangi (H0107021)
Susanti Indriya Wati (H0107025)
Aprilia Wijayanti (H0107033)
Asri Norma Dewi (H0107035)
Budi Santoso (H0107037)
Edy Setiawan (H0107043)
Mata Kuliah Teknologi Benih
Jurusan/ Program Studi Agronomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2010

PENDAHULUAN
Di Indonesia, dalam bidang agronomi, yang dimaksud benih adalah fase generatif dari siklus kehidupan tumbuhan yang dipakai untuk memperbanyak dirinya secara generatif. Sedangkan dalam pengertian ilmu tumbuhan, yang dimaksu dengan benih adalah biji yang berasal dari ovule. Ovule dalam pertumbuhannya setelah masak (mature), lalu menjadi biji (seed), sedangkan integumentnya menjadi kulit biji (seed coat) dan ovary menjadi buah (fruit). Dalam pengertian praktis sehari-hari oleh petani, bahkan juga oleh beberapa agronomiawan, istilah benih ini sering dicampur-campurkan dengan istilah bibit.

Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik. Faktor genetik adalah varietas-varietas yang mempunyai genotipe yang baik. Sedangkan yang dimaksud faktor fisik yaitu benih bermutu tinggi yang meliputi kemurnian, persen perkecambahan tinggi, bebas dari kotoran dan benih rumputan serta bebas dari insektisida, kadar air biji rendah yaitu 12-14% untuk benih serealia dan kedelai.

Benih merupakan salah satu komoditi perdagangan dan merupakan unsur baku yang mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karenanya benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan sampai diterima oleh petani untuk ditanam.

Untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang tinggi yang sesuai dengan keinginan petani,maka tidak hanya hal-hal di atas saja yang perlu diperhatikan akan tetapi pada proses pengolahan pun juga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus agar benih yang dihasilkan tetapo berkualitas. Pada bagian pengolahan meliputi pembersihan benih, grading dan perlakuan benih.

PROCESSING / PENGOLAHAN BENIH

Pada bagian pengolahan benih, terbagi atas beberapa bagian-bagian dimana masing-masing bagian tersebut memiliki peranan yang sama penting dalam menentukan kualitas suatu benih.
  1. A. Pembersihan Benih
  2. 1. Pemungutan/Pengumpulan Benih
Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak benar maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila pengumpulan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan benih.

Yang perlu dilakukan sebelum benih dikumpulkan
  • Menentukan waktu pengumpulan benih. Setiap jenis pohon memiliki masa berbuah tertentu untuk itu mengetahui masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan sehingga waktu panen yang tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-tanda buah masak perlu diketahui sehingga buah yang dipetik cukup masak (masak fisiologis)
  • Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pengumpulan benih
  1. Cara pengumpulan benih
  • Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah : Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah seringkali mutunya tidak sebaik yang dikumpulkan langsung dari pohon, benih akan hilang daya kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang rekalsitran), benih akan terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah.
  • Benih yang dikumpulkan langsung dari pohon : Pengambilan dengan cara ini yaitu, benih yang sudah masak dipetik langsung dengan bantuan galah/tangga, cabang yang jauh dapat ditarik dengan tali/kait kayu.  Pengambilan juga dapat dilakukan dengan cara diguncang. Pengambilan dengan cara ini dapat menggunakan terpal/ plastik untuk menampung benih yang jatuh. Mutu benih yang dikumpulkan dengan cara ini sangat baik, karena dapat memilih buah yang betul-betul matang. Setelah benih dikumpulkan dimasukkan kedalam wadah untuk dibawah ketempat pengolahan.
  1. Beri label identitas
Setiap wadah berisi buah / polong harus diberi label agar identitas benih tetap diketahui.
  1. Penyimpanan sementara
Bila tidak mungkin untuk untuk langsung mengekstrasi biji, simpanlah wadah yang berisi buah/polong ditempat yang kering dan dingin dengan ventilasi udara yang baik. Jangan meletakkan wadah langsung dilantai, tetapi beri alas kayu sehingga memungkinkan peredaran udara dibawah wadahya, dengan demikian bagian bawahnya tidak lembab.
  1. 2. Penanganan Benih Setelah Dikumpulkan
Penanganan benih harus dilakukan dengan baik, agar mutu benih dapat dipertahankan. Kegiatan penanganan benih meliputi : Sortasi buah/polong, ekstrasi benih, pembersihan benih, sortasi benih, pengeringan benih.
  1. Sortasi buah/ polong : Sortasi buah/ polong merupakan kegiatan pemisahan buah/polong yang susah masak dari yang belum/kurang masak, kemudian dimasukkan kedalam wadah yang terpisah.
  2. Ekstrasi benih : Ekstrasi benih adalah proses pengeluaran benih dari buahnya/polongnya. Cara ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis pohon, dapat dilakukan dengan bantuan alat dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan benih.
  • Benih dari buah berdaging : Buah yang berdaging dibuang pericarp buahnya dengan cara merendam buah tersebut dalam air, sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya mengendap.
  • Benih dari buah kering : Benih dijemur dipanas matahari, contohnya : polong-polongan dari Leguminoceae, kerucut dari Coniferae, capsule dari Eucaliptus, dsb. Sehingga terbuka.
  1. Pembersihan dan sortasi benih : Benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak, harus dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk membersihkan benih yaitu:
  • Cara sederhana  : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan saringan.
  • Cara mekanis : menggunakan alat peniup benih (seed blower) setelah pembersihan  jika dirasa perlu dilakukan sortasi benih untuk memilih benih sesuai dengan ukuran.
  1. Pengeringan benih
Benih yang baru diekstrasi biasanya mengandung kadar air yang cukup tinggi, untuk itu perlu dikeringkan sebelum benih - benih itu disimpan (tetapi tidak semua benih biasa dikeringkan). Kadar air untuk masing-masing benih berbeda-beda, misalnya ada benih – benih yang dikeringkan sampai kadar air rendah sehingga dapat disimpan lama, benih - benih ini disebut benih yang ortodoks, contohnya: akasia, kayu besi, salawaku, gamal, dll. Sebaliknya ada benih yang tidak dapat dikeringkan dan tidak dapat disimpan lama. Benih – benih ini disebut benih yang bersifat rekalsitran seperti: meranti, damar, mahoni, dll.
  1. 3. Penyimpanan Benih
Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah benih–benih  itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin kareana musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.
Tujuan penyimpanan :
  • Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
  • Melindungi biji dari serangan hama dan jamur
  • Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.
Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.
  • Untuk benih ortodoks
Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, laleng, dll. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC.
  • Untuk benih rekalsitran
Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang
Berikut adalah tabel mengenai tahap-tahap penyimpanan benih :
NoTahap-tahap
Penyimpanan benih
Mengapa diperlukanMetode dan teknik
1Menanam tanaman yang sehatUntuk kesehatan & lingkunganMemilih tanaman & benih organik
2Pilih benih yang terbaikUntuk mendapatkan tanaman yang terbaikMemilih benih yang utuh bukan yang rusak
3Gunakan waktu & metode yang sesuai untuk mengumpulkan
benih dari tanaman
Untuk mendapatkan benih yang lebih baikMemilih tanaman yang terbaik, tanpa serangga, sehat dan siap untuk dipanen
4Membersihkan benih dengan benarUntuk mencegah jamurMerendam selama sekurangnya
1 hari 1 malam, lalu bersihkan
5Keringkan benih
dengan benar
Untuk mengurangi kadar air agar
benih bisa bertahan lama
Tutup benih dengan kain dan jemur, atau gunakan pengering benih
6Simpan benih dengan benarUntuk menjaga kualitas dan agar
bertahan lama
Simpan di tempat yang sejuk
dan kering

 B. Grading
Bibit adalah awal dari kehidupan tanaman. Masing-masing benih harus menjalani proses tertentu seperti pengeringan, pembersihan, dan grading. Grading benih adalah tindakan untuk memeriksa kualitas benih yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya. Grading merupakan penggolongan benih berdasarkan dari ukuran atau warna. Penggolongan tersebut dilaksanakan berdasarkan pada sifat-sifat morfologi benih atau fisiologi benih seperti dimensi benih atau berat jenis benih. Grading benih dapat mencegah penggunaan benih yang tidak baik. Hal ini dapat membantu mengurangi biaya pemupukan, budidaya, dan pengendalian gulma. Grading (pemilahan benih) dilakukan untuk mendapatkan benih yang seragam dalam ukuran, bentuk dan bobotnya (Anonim, 2010).
Terdapat beberapa cara grading benih:
  1. Secara manual, dengan menggunakan tangan dan ketelitian kita ketika memisahkan benih menjadi beberapa kelompok (ukuran).
  2. Secara mekanik, dengan menggunakan alat yang memiliki beberapa saringan bertingkat dengan diameter lubang yang berbeda setiap tingkat. Tingkat atas selalu lebih besar diameternya dibandingkan dengan tingkat yang berada dibawahnya.
  3. Pemisahan benih berdasarkan warna melalui komputer dengan cara Pre-Vac dan IDS yang populer khususnya untuk jenis tanaman berdaun jarum. Dengan demikian akan didapatkan benih yang berkualitas baik dengan ukuran seragam.
  4. Memisahkan benih yang rusak karena mesin dari benih yang tidak rusak dengan memanfaatkan perbedaan tingkat penyerapan (uptake) air.
  5. Pemisahan melalui inkubasi pengeringan (Incubation – Drying - Separation), yaitu memisahkan benih yang mati dengan memanfaatkan perbedaan tingkat pengeringan benih.
Gambar 1.1 Mesin Grading  “Westrup Cleaners”
  1. C. Perlakuan Benih
    1. 1. Perlakuan benih padi sebelum penanaman
    2. Menyortir benih yang masih memiliki daya tumbuh tinggi dengan menggunakan larutan garam.
  • Siapkan larutan garam dalam ember dengan volume sesuai dengan benih padi yang akan disortir. Konsentrasi larutan garam (takaran garam) tersebut diukur dengan menggunakan telur ayam/bebek mentah. Masukkan telur ke dalam ember berisi air. Masukkan garam sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk pelan. Pemberian garam dihentikan ketika telur mulai mengapung dalam air, hal ini menunjukkan bahwa kandungan garam telah cukup sebagai penguji benih.
  • Masukkan benih padi yang akan disortir. Kemudian diaduk sehingga semua benih tercampur dengan larutan garam tersebut. Biarkan beberapa menit, sehingga terlihat benih padi tersebut tenggelam dan sebagian kecil terapung.
  • Benih yang masih terapung merupakan benih hampa/rusak/tidak sempurna, sehigga tidak layak untuk dijadikan bibit. Walaupun benih tersebut dapat tumbuh, akan tetapi akan tumbuh menjadi bibit yang tidak sempurna.
  • Benih yang tenggelam dipilih sebagai benih yang akan disemaikan. Benih tersebut kemudian dibilas dengan air bersih sebanyak 2 kali agar larutan garamnya tercuci dengan baik.
  1. Memeram benih sebelum disemai.
  • Benih yang akan disemai sebaiknya dibantu pertumbuhannya dengan cara diperam.
  • Benih direndam dalam air bersih selama kurang lebih 1 jam, kemudian ditiriskan dalam ayakan atau saringan sampai tidak ada air yang menetes.
  • Benih yang lembab tersebut kemudian dimasukkan dalam karung goni atau karung terigu (atau kain katun) dan dibiarkan selama 2 hari dalam ruangan yang terlindung.
  • Setelah dua hari akan nampak pada pangkal benih berwarna putih yang menandakan bahwa akar benih telah mulai tumbuh dan telah siap disemai dalam persemaian.
  • Benih yang telah diperam akan memiliki daya tumbuh yang lebih cepat dan lebih baik dibanding dengan benih yang tidak diperam, sehingga dalam persemaian akan tumbuh lebih kuat dan sehat.

Produksi padi yang baik dimulai dari benih yang baik.
  1. 2. Perlakuan benih setelah pasca panen
Seiring benih diberi perlakuan tertentu yang tujuannya adalah untuk mencegah atau mematikan penyebab penyakit yang terbawa oleh benih. Benih dapat diperlakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan sinar ultraviolet : infra merah, panas dengan penggunaan zat-zat kimia. Berdasarkan sifat dan masalahnya perlakuan benih dapat dibedakan menjadi :
  1. Disinfektasi benih: apabila perlakuan diberikan dengan tujuan untuk mengeradikasi patogen yang telah menginfeksi benih, dimana patogennya berada dalam kulit biji atau jaringan–jaringan yang lebih dalam. Contoh:
  • Perlakuan benih dengan air panas.
  • Perendaman benih dalam 0,8 % acetid acid selama 24 jam.
  • Organisme penyebab bakterial kanker dapat dieradikasi dari benih tomat dengan cara membiarkan benih bersama daging buahnya mengalami fermentasi selama 96 jam pada 20 0C. patogen akan mati disebabkan meningkatnya kandungan asam dalam daging buah.
  1. Disinfestasi benih yang ditujukan terhadap organisme yang terdapat dipermukaan benih. Bahan kimia yang digunakan antara lain: ceresa MDB panogen 15 ceresan L dan chipcote.
  2. Proteksi benih didasarkan pada prinsip untuk melindungi benih dan kecambah tanaman dengan suatu fungisida yang akan mencegah infeksi dan kerusakan yang disebabkan oleh patogen terutama organisme tanah. Contohnya: captan, thiram, dichlone.
Beberapa sejumlah organik yang diberikan pada benih tanaman berbiji kecil sebagai disinfestasi juga bertindak sebagai protektan. Misalnya senyawa heksaclorobenzena yang diberikan pada benih gandum bertindak sebagai disinfestan dan protektan terhadap serangan semut teliospore dalam tanah. Cara pemberantasan yang efektif untuk penyakit yang terbawa oleh benih ialah dengan mengetahui terlebih dahulu kehadiran patogen pada benih sebelum benih ditanam yaitu dengan pengujian benih. Tindakan selanjutnya adalah mencegah dilakukannya penanaman atau mengadakan perlakuan benih terlebih dahulu sebelum tanam.

Tujuan dari perlakuan benih yang telah disebutkan diatas adalah untuk mencegah dan membasmi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh patogen yang terbawa benih baik didalam, dipermukaan maupun bersama benih. Dengan perlakuan benih maka inokulum yang terdapat pada benih dapat dibasmi secara langsung atau pada waktu setelah benih berkecambah. Selain itu perlakuan benih juga dapat melindungi benih dari serangan  patogen yang berada dalam tanah hal ini dikarenakan benih dan kecambah tanaman pada awal pertumbuhannya sangat peka terhadap serangan patogen tanah.

Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas hama maupun penyakit tanaman dikenal dengan istilah pestisida yang berasal dari kata “caido“ yang berarti membunuh. Menurut penggunaanya pestisida dibedakan menjadi insektisida, rodentisida, bakterisida dan lainnya. Sedangkan untuk cendawan disebut fungisida, secara ideal fungisida harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Fungisida harus efektif pada konsentrasi yang tidak membahayakan benih atau tanaman yang diperlakukan
  2. Tidak beracun bagi manusia ataupun hewan.
  3. Cukup stabil dan lekat agar tetap efektif dalam waktu lama
  4. Tidak memiliki efek samping yang dapat merugikan keseimbangan biologis
  5. Tidak menimbulkan resistensi pada patogen.
  6. Harganya cukup murah ditinjau dari segi ekonomis.
Berdasarkan Komposisinya fungisida dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Senyawa tembaga (Cu)
  2. Senyawa belerang
  3. Senyawa air raksa (Hg)
  4. Senyawa quinon
  5. Senyawa benzene
  6. Senyawa heterosiklis
  7. Senyawa fosfor organik
  8. Zat-zat anti biotika
Untuk Perlakuan Benih fungisida dapat digunakan secara:
  1. Kering (dry methode): fungisida berbentuk tepung (dust).
  2. Basah (wet methode): fungisida digunakan dalam bentuk cairan atau larutan (liquid).
    1. Slurry Methode: fungisida digunakan sebagai suspensi dan dicampur dengan benih didalam suatu alat yang disebut slurry treader, benih tak perlu dikeringkan.
    2. Quick wet methode: fungisida digunakan ialah yang mudah menguap dalam konsentrasi pekat yang dicampurkan secara merata.
    3. 3. Perlakuan Benih untuk tujuan memecahkan dormansi
Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat. Ada beberapa cara yang telah diketahui adalah :
  1. Perlakuan mekanis
Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
  1. Perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
  • Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam.
    • Perendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit.
    • Pemberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 PPM.
Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
  1. Perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.
  1. Perlakuan dengan suhu.
  • Stratifikasi
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili. Benih apel yang diberi perlakuan stratifikasi pada 4 0C selama lebih dari 2 bulan persentase perkecambahannya meningkat.
  • Perlakuan dengan cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. Menurut Flint dan McAlister menemukan bahwa cahaya merah lebih efektif dalam memecahkan doemansi pada benih selada vatietas Arlington fancy. Sedangkan cahaya biru terutama cahaya infra merah sangat menghambat perkecambahan.

 
KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
  1. Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik
  2. Processing / pengolahan benih terbagi atas beberapa bagian, yaitu pembersihan benih, grading dan perlakuan benih
  3. Pembersihan terdiri dari pemungutan/pengumpulan benih, penanganan benih setelah dikumpulkan, dan penyimpanan benih
  4. Grading benih adalah tindakan untuk memeriksa kualitas benih yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya
  5. Perlakuan benih terdiri dari perlakuan benih padi sebelum penanaman, perlakuan benih setelah pasca panen dan perlakuan benih untuk tujuan memecahkan dormansi
  6. Menyortir benih yang masih memiliki daya tumbuh tinggi dengan menggunakan larutan garam
  7. Seiring benih diberi perlakuan tertentu yang tujuannya adalah untuk mencegah atau mematikan penyebab penyakit yang terbawa oleh benih
  8. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat
 
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998. Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Departemen Kehutanan Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Anonim. 2010. Seed Cleaning, Drying & Grading Services. http://www.yellowpages.com. Diakses Selasa, 4 Mei 2010.
Anonim. 2010. Perlakuan Benih Padi. http://sukatani-banguntani.blogspot.com. Jumat 7 Mei 2010.
Coppelad, 1980. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ. co. Minneapolis, Minnesota.
Doran, J. C., Turnbull, J.W., Bolland, J. D. 1983. Handbook on seed of dry-zone acacias. A guide for collecting, extracting, cleaning, and stering the seed and for treatment to promote germination of dry-zone acacias. FAO Rome.
Kartasapoetra, A.G. 1986. Teknologi Benih. Bina Aksara. Jakarta.
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis (terjemahkan) Dr. Mohammad Na’iem dkk. Bandung.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Winarno, F.G. 1981. Fisiology Lepas Panen. Sastra Hudaya Jakarta.

More aboutPROCESSING / PENGOLAHAN BENIH

Respirasi

Posted by Mega Dewana on Monday, August 19, 2013

Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk  menghasilkan energi yang digunakan untuk berbagai aktivitas sel. Energi tersebut tersedia dalam bentuk ATP maupun senyawa berenergi tinggi lainnya. Jadi, secara singkat respirasi adalah proses pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul lebih sederhana untuk menghasilkan energi.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yakni respirasiaerob dan anaerob. Perbedaab paling mendasar adalah respirasi aerob membutuhkan oksigen pada prosesnya, sedangkan respirasi anaerob tidak membutuhkan oksigen, Perbedaan yang lain terletak  pada jumlah energi yang dihasilkan, dimana respirasi aerob menghasilkan energi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan respirasi anaerob.
Respirasi sel-sel tumbhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara akan membentuk gula, karbondioksida, serta air. Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk menghasilkan ATP dan penggabungan inilah yang memungkinkan terjadinya penyimpanan sebagian energi yang dihasilkan saat proses respirasi. Jadi fungsi utama respirasi adalah sebagai penghasil ATP sebagai sumber energi bagi tumbuhan.
 
Dari berbagai sumber
More aboutRespirasi

Fotosintesis

Posted by Mega Dewana on Saturday, August 17, 2013

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan bagi tumbuhan yakni glukosa. Fotosintesis dilakukan dengan menggunakan karbondioksida dengan air dibantu dengan kesediaan cahaya matahari. hampir semua makhluk hidup khususnya tumbuhan bergantung pada proses fotosintesis untuk menghasilkan tenaga. Selain itu fotosintesis uga berperan dalam penyediaan oksigen di muka bumi. Akibatnya proses fotosintesis amat penting bagi kehidupan di muka bumi.
Organisme yang mampu melakukan fotosintesis disebut organisme fotoautotrof (foto: cahaya, autotrof: menghasilkan makanan sendiri). organisme fotoautotrof memiliki ciri umum yakni mempunyai zat hijau daun yang lazim disebut klorofil. Hal ini dikarenakan peran klorofil yang amat penting dalam proses penyerapan cahaya matahari yang sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. 
Pada dasarnya rangkaian dari suatu reaksi fotosintesis terdiri dari dua bagian utama yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Disebut reaksi terang karena reaksi ini membutuhka cahaya, begitu pula sebaliknya. Reaksi terang terjadi pada grana sedangkan reaksi gelap terjadi pada stroma. 
Proses fotosintesis dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut ada yang bersifat mempengaruhi secara langsung ada pula yang tidak langsung. Faktor yang berpengaruh langsung sering disebut faktor pembatas. Faktor pembatas ini antara lain faktor lingkungan seperti ketersediaan cahaya matahari, suhu udara, ketersediaan air dan konsentrasi CO2. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh secara langsung adalah kondisi fisiologis tumbuhan itu sendiri.


Dari berbagai suumber

More aboutFotosintesis

Potensial Air Jaringan Tumbuhan

Posted by Mega Dewana on Thursday, August 15, 2013

Potensial  air adalah jumlah air yang terkandung dalam suatu sel atau jaringan tumbuhan. Suatu sel atau jaringan dikatakan memiliki potensial air tinggi jika memiliki kadar air tinggi. Untuk mengetahui arah dan pergerakan air di dalam jaringan tumbuhan, harus diketahui terlebih dahulu potensial-potensial air pada tiap sel.  Air akan bergerak dari tempat berpotensial tinggi ke tempat berpotensial lebih rendah hingga terjadi keseimbangan diantara keduanya. Sel yang mendapatkan tambahan air akan naik turgiditasnya, dan tekanan turgornya menjadi besar pula. Dengan demikian, maka potensial air dalam sel juga akan naik. Jika tanaman mengalami kehilangan air cukup tinggi, maka potensial sel dan jaringan akan turun dan memungkinkan tumbuhan mengalami defisit air.
Adanya perbedaan potensial air mengakibatkan terjadinya transport cairan sekaligus transport materi terlarut. Hal ini penting dalam proses penyerapan unsur hara terlarut sebagai bahan utama pembentukan energi di dalam tubuh tumbuhan. Selain itu perbedaan potensial juga berguna dalam proses penyebaran zat-zat hasil fotosintesis dan metabolisme ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Tumbuhan melakukan beberapa adaptasi berkaitan dengan perubahan potensial air. Ketika udara terik dan transpirasi tinggi, tumbuhan akan beradaptasi dengan menutup stomata. Sedangkan ketika kondisi basah (jenuh air) sehingga potensial tinggi, tumbuhan akan beradaptasi dengan membuka stomata dan juga melakukan gutasi.


Dari berbagai sumber

More aboutPotensial Air Jaringan Tumbuhan

Seputar Agronomi dan Hortikultura

Posted by Mega Dewana on Sunday, April 14, 2013

Blog ini hadir untuk memberikan ilmu seputar agronomi dan hortikultura. Secara bahasa agros artinya pertanian; nomos artinya ilmu. 

Secara istilah agronomi adalah ilmu yang mempelajari pertanian. 

Sedangkan hortikultura berasal dari bahasa Latin hortus yang artinya tanaman kebun dan cultura yang artinya budidaya, sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian saat ini mengalami perluasan makna yaitu budidaya pertanian. Saat ini hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Ada beberapa macam istilah dalam hortikultura antara lain budidaya tanaman buah (frutikultur), budidaya tanaman bunga (florikultur), budidaya tanaman sayuran (olerikultur), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Orang yang menekuni bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.

More aboutSeputar Agronomi dan Hortikultura

Proses Infeksi Penyakit

Posted by Mega Dewana on Saturday, December 29, 2012

Bisa masuk melalui:
1.       Luka : misalnya angin, panas, mekanis (manusia, serangga→parasit luka/ parasit lemah). Pembersihan gulma pada tanaman dapat menyebabkan luka karena alat pertanian. Dari luka akan keluar cairan. Apabila ada spora, miselium maupun propagul pasti akan berkecambah kea rah luka karena ada rangsangan dari cairan sel→masuk ke luka→membentuk historium→menginfeksi cairan sel→makanan dari pathogen. Contoh lain adalah penyakit dapat masuk melalui luka alami. Saat pembentukan akar lateral maupun akar serabut akan terjadi luka.
2.       Lubang Alami : misalnya stomata, lentisel, hydatoda, kelenjar madu. Stomata yang terletak di bawah daun tidak memungkinkan pathogen untuk menempel  di daerah tersebut, kecuali saat musim hujan dengan dibantu percikan dan akan mencari stomata terdekat. 

  Lentisel  terletak pada batang/ cabang yang posisinya tetap membuka.  
   Kelenjar madu , hanya pada musim hujan. Jika pathogen masuk pada kelenjar madu saat musim kemarau→ kadar gula tinggi, pathogen mati.  
      Hydatoda, tergantung faktor lingkungan.

Notes :
Nematoda bisa masuk penyakit karena ada interaksi dengan tanaman.
Jamur dan bakteri butuh luka yang besar dan cairan sel keluar.
Virus butuh luka ringan dan cairan tak keluar

3.       Langsung: ujung dari bulu pathogen yang berkecambah membesar membentuk apresorium→ menekan tabung penetrasi secara mekanis dan masuk ke kutikula→ mengumpulkan kekuatan untuk memasukkan tabung penetrasi.  Pathogen yang biasanya menginfeksi secara langsung juga bisa menyerang melalui luka, namun tidak bisa melalui lubang alami.
More aboutProses Infeksi Penyakit