PENDAHULUAN
Struktur biji berhubungan erat dengan cadangan makanan karena
akumulasi cadangan makanan berhubungan erat dengan struktur biji atau
tempat di mana cadangan tersebut akan disimpan. Biji adalah perkembangan
lebih lanjut dari ovule yang telah dibuahi. Karakteristik dari biji
adalah relative sangat kaya akan cadangan makanan yang mensuport
pertumbuhan dan perkembangan bibit sampai biji dapat tetap berdiri
sendiri melakukan proses photosyntetik pada tanaman autotropik.
Cadangan makanan ini terdapat dalam banyak bagian, tetapi tidak khas,
terpisah pada bagian bawah, tubuh intraselluler dan termasuk lipida,
protein, karbohidrat, phosfat organic, dan bermacam-macam
senyawa-senyawa organic. Tentu saja material simpanan ini menunjukkan
bahwa biji adalah suatu bagian yang sangat bernilai bagi manusia atau
binatang untuk kebutuhan makannya. Walau demikian pada beberapa biji
seperti biji anggrek hamper dapat dikatakan tidak mempunyai cadangan
makanan.Adabanyak perbedaan di antara biji-biji dalam kandungan cadangan
makanannya.
Proses perkecambahan benih merupakan rangkaian komplek dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Protein, pati dan
lipid setelah dirombak oleh enzim-enzim digunakan sebagai bahan
penyusun pertumbuhan didaerah-daerah titik-titik tumbuh dan sebagai
bahan bakar respirasi (Sutopo, 2002). Informasi komposisi kimia biji
cukup banyak tersedia. Keragaman data pada masing-masing komponen gizi
sangat besar. Keragaman komposisi tersebut dipengaruhi oleh faktor
genetik maupun lingkungan.
Komposisi kimia utama pembentuk biji dapat dibagi ke dalam tiga
kategori yaitu minyak atau lemak, pati atau karbohidrat, dan protein.
Kebanyakan orang berfikir bahwa kedelai merupakan benih yang berkadar
minyak tinggi, sedangkan jagung merupakan benih berpati tinggi. Tetapi
kenyataannya banyak dari benih berkadar minyak tinggi juga berkandungan
protein atau pati yang lebih tinggi daripada kandungan minyaknya,
karenanya klasifikasi ini tidaklah mutlak.
KIMIAWI BIJI
Komponen Kimia dalam Biji
Manfaat biji selain untuk perkembangbiakan, biji juga penting untuk
makanan manusia, memberi makanan unggas /hewan dan untuk bahan mentah
bagi glukose dengan macam-macam produksi.biji menyimpan didalam jaringan
vegetatifnya. Sebagai contoh biji biasanya mengandung lemak dalam
jumlah besar, sedangkan kandungan pada bagian vegetatifnya sedikit
makanan yang disimpannya.
Mengubah komposisi kimia pada biji seringkali menjadi sasaran pokok
dalam perkembangbiakan tanaman budidaya. Dudley dan Lumbert (1969)
melaporkan tentang perubahan yang dikaukkann pada bji jagung selama 65
generasi. Kandungan minyak dan protein berturut-turut 4,77 dan 10,9%pada
awal peride seleksi. Setelah 65 generasi untuk garis rendah dan garis
tinggi kadar minyakm berkasiat antara 1,0 sampai 15,2%. Protein unutk
garis rendah berkisar antara 4,97% sampai 19,57%. Komposisi kimia
dikendalikan secara genetis tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan.
Rigasi (Stone dan Tucker, 1969), pemupukan (Early dan Deturk, 1948) dan
praktek pemeliharaan lainnya (Osler dan Cartter, 1955) mempengaruhi
komposisi kimia termasuk kandungan minyak dan protein pada biji spesies
yan berbeda- beda.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat dan lipid merupakan cadangan energi biji yang utama pada
sebgaian besar tanaman budidaya dan tanaman liar(Bewley dan Black,
1978). Biji serelia dan tanaman palawija menyimpan zat tepung
(karbohidrat). Palawija juga tinggi kandungan proteinnya. Biji pada
beberapa spesies (misalnya kedelai, kacang tanah, bunga matahari, lobak,
dan kapas) tinggi kandungan minyak dan proteinnya. Biji pada beberapa
spesies mungkin juga mengandung sejumlah gula sederhana dalam jumlah
yang berarti.
Zat tepung merupakan karbohidrat atau polisakarida yang paling umum
tersimpan dalam biji. Dua glukosan, amilase dan polipektin merupakan zat
tepung yang umum. Keduanya merupakan polimer rantai panjang dari
molekul glukose dengan ikatan 1-4. Amilase merupakan rantai lurus yang
terdiri dari 300-400n molekul glukose. Amilopektin mempunyai rantai
cabang dengan ikatan , 1-6 dengan molekul utama. Amilopektin mungkin
mengandung lebih dari seribu satuan glukose akibatnya amilopektin
mempunyai berat molekul yang lebih tinggi dan secra kimiawi dan fisika
sifatnya berbeda dengan sifat amilose. Pada uji iodium untuk zat tepung,
amilopektin menghasilkan warna merah sedangkan amilose menghasilkan
warna biru. Amilopektin lebih kental dalam keadaan basah. Produk yang
dimasak dari bahan tepung jagung, amilopektin (tapioka), lebih
menyerupai gelatin
Amilose itu 100% dapat dipecah oleh amilose, amilopektin kira-kira
50% dapat dicerna. Dari kedua tipe, amilose lebih penting dari
kebanyakan biji bertepung. Kultivar standar pada jagung (maize)
mengandung kurang lebih 72% amilopektin dan 28% amilose. Kultivar
amilose telah terseleksi dan diperdagangkan. Zat tepung pada endosperma
jagung manis mempunyai kandungan gula yang tinggi.
Hidrolisis zat tepung glukosan menghasilkan gukose (suatu
monosakarida) dan maltose (disakarida) keduanya dapat larut dan mudah
diubah menjadi sukrose untuk diangkut ke meristem akar dan meristem
pucuk.
Inulin, suatu molekul zat tepung yang relatif kecil yan tersususn
atas molekul gula fruktose, merupakan cadangan makanan pokok pada barli
dan rumput-rumputan daerah beriklim sedang lainnya. Fruktose sebagian
dapat larut sedang glukosan tidak dapat larut dalam air.
Pentosan, polimer molekul gula 5- karbon, biasa ditemukan pada kulit
biji tertentu. Pentosan menyerap air dengan kuat, suatu ciri adaptif
dalam penyebaran. Biji pada beberapa legum kaya akan manan, rantai
panjang polimer gula manosa. Biji pada alfalfa dan honey locust
mengandung galaktomanan yang terdiri atas manan dan rantai sampingnya
suatu gula galaktose (6- karbon). Glukose dan arabinose juga ditemukan
sebagai rantai samping dari manan.
Walaupun secara kimia kurang bisa secara pasti, hemiselulosa
merupakan cadangan makanan penting pada biji (Bewley dan Black, 1978).
Manan, xilan dan galaktan(polimer manose, xilose, dan galaktosa berikut
gula-gula sederhana0 digolongkan hemiselulose. Biji guar ( Cyanopsis
tetragonilobus) mengandung galaktomanan 20% yang digunakan pada industri
farmasi dan merupakan dasar bagi pasaran industri tanaman budidaya
tersebut.
Getah merupakan suatu kelompok kompleks karbohidrat yang tersusun
dari poliuromida dan galaktomida. Getah dapat berfungsi sebagai
cadangan makanan, tetapi juga berfungsi sebagai suatu pembungkus kulti
biji yang menjadi lengket ketika basah. Sifat lengket ini membantu
penyebaran biji oleh hewan. Getah ini dapat dimanfaatkan oleh industri
biji untuk memisahkan biji gulma tertentu dsri biji legum yang kecil,
msalnya menghilangkan biji buchkorn plantair (Plantago lanceolata) dari
biji alfalfa biji gula menjadi lengket ketika dibasahi da melekat pada
penggulung beledu sedangkan biji alfalfa dapat lewat.
Pektin, karbohidrat yang merupakan suatu polimer rantai panjang
asam galakturonat merupakan pemgikat antardinding –dinding sel (lamela
tengah) pada biji. Pektin tersusun terutama atas asam pektat dan
propektin serta garam kalsium dan magnesiumnya.
Karbohidrat lainnya yang seringkali ditemukan pada biji meliputi:
a) stakiosa (tetrasakarida)
b) rafinose ( trisakarida)
c) sukrose (disakarida)
d) dan gula yang mereduksi seperti glukose (monosakarida)
LIPID
Menurut definisi, lipid merupakan senyawa yang dapat larut dalam
eter, benzena, dan kloroform tetapi tidak larut dalam air (Bloor, 1928).
Lipid merupakan istilah genetik bagi lemak dan minyak, minyak berbentuk
cair pada suhu normal, sedang lemak padat. Minyak merupakan cadangan
utama pada b anyak spesies seringkali ditemukan dalam jumlah tertentu
pada biji yang mengandung zat tepung.
Secara umum lipid merupakan ester alkohol trihidrat gliserol dan tiga sam lemak:
H2-C-O-R1
H2-C-O-R2
H2-C-O-R1
Dimana R1, R2, dan R3 merupakan asam lemak
Biji yang diseleksi unutk kandungan minyak yang tinggi juga cenderung
tinggi kandungan proteinnya, pemilihan pada salahsatu tujuan
memungkinkan untuk mencapai tujuan lain. Lilin, ester dari asam lemak
dan suatu alkohol monohi drat ditemukan terutama pada kulit biji
berbentuk padat pada temperatur ruang. Fosolipet penting untuk
metabolisme membran dan penyimpanan, berfungsi sebagai suatu cadangan
energi dan cadangan fosfor bagi pertumbuhan semai. Fosfolipid merupakan
ester asam lemak dan alkohol tetapi juga mengandung tambagan suatu
kelompok fosfat dan nitrogen (N) pada klorin. Lesitin merupakan suatu
fosfolipid yang tersebar secara luas di alam dan sangat penting bagi
keperluan komersial. Lesitin kedelai adalah naman genetik yang digunakan
oleh industri untuk campuran tiga fosolipid (lesitin, sefalin dan
fitin). Sefalin adalah pada kedelai dan biji minyak lainnya. Asam lemak
utama pada lesitin dan sefalin adalah asam linoleat, oleat, palmitat,
dan heksadekanoat.
Selama perkecambahan lemak terhidrolisis menjadi komponen asam lemak
dan gliserol. Metabolit ini bersifat mudah bergerak dan siap diangkut
kesumbu embrio, tempat asam lemak tersebut mengalami oksidasi lebih
lanjut melalui daur krebs atau lintasan pentosa phosphat
PROTEIN
Protein merupakan cadangan N pada biji bagi perkecambahan dan
merupakan polimer asam amino yang dihubungkan dengan ikataatan peptida.
Duapuluh asam amino yang membentuk protein terdapat di alam.sebagian
atau seluruhnya dapat terangkai dengan urutan yang bervariasi untuk
membentuk protein yang berbeda. Perangkaian asam amino dalam sistem
biologi ditandai dengan polinukleotid DNA dan RNA. Kompleksitas protein
bertambah dengan adanya ikatan hidrogen (H), suatu pautan silang yang
lemah antara H dan O2 dalam molekul dan juga dengan adanya ikatan
sulfidril. Secara fisiologis protein merupakan matriks kehidupan dalam
biji dan sel hidup lainnya.
Seperti yang dikatakan sebelumnya komposisi asam amino pembentuk
cadangan protein dalam biji berbeda dari cadangan protein yang berada
dalam batang atau jaringan vegetatif. Protein biji biasanya kekurangan
satu atau lebih dari tiga asam amino esensial (yaitu yang diperlukan
dalam makanan hewan monogastrik) asam amino lisin, triptofan, dan
metionin tergantung spesies dan kultivar tanaman. Karena itu, bila
protein biji digunakan sebagai satu-satunya sumber protein maka nilai
biologis atau nutrisionalnya lebih rendah bagi hewan mogastrik
(berlambng satu)termasuk manusia daripada protein hewani.
Berdasarkan pada kelarutan dan metode pemisahan Osborne (1924) membagi protein dalam empat
1) albumin
yaitu yang larut dalam air pada pH netral atau pH agak asam dan
mengalami koagulasi oleh panas. Enzim dan putih telur merupakan albumin
yang utama
2) globulin
yaitu yang larut dalam air dan larutan garam dan tidak mudah
dikoagulasikan oleh panas. Biji legum umumnya kaya globulin(misalnya
glisin pada kedelai)
3) glutelin
yaitu yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam dan dalam larutan asam atau basa kuat.
4) Prolamin
Yaitu yang larut pada alkohol 70-90%. Biji-bijian serelia kaya akan prolamin (misalnya protein, zein pada biji jagung)
Sementara prolamin merupakan cadangan N yang baik bagi perkecambahan,
kualitas biologi dan nutrisional prolamin rendah pada hewan
monogastrik. Prolamin penting pada serelia meliputi zein pada pada
jagung, gliadin pada gandum, dan kordenin pada barli. Beberapa glutelin
penting pada serelia meliputi zekanin pada jagung, glutelin pada gandum,
hordenin pada barli dan orizenin pada padi. Beberapa globulin penting
pada biji legum adalah legumin, visilin, glisinin, virgin, dan arakhin.
Pada perkecambahan protein dihirolisis menjadi asam amino diangkut
dan disintesis kembali pada sumbu embrio menjadi protein dalam komposisi
asam amino yang seimbang. Oleh kaena itu, kecambah biji memberikan
protein yang baik kualitasnya dan digunakan secara luas untuk makanan
manusia miasalnya alfalfa dan kecambah kacang hijau. Protein yang
disimpan dalam biji sebagian dalam bentuk lektin yang merupakan
glikoprotein (polimer protein-gula).
Komponen Lain dalam Biji
Alkaloid merupakan cadangan senyawa nitrogen siklik yang ditemukan
pada biji dan gaian vegetatif tumbuhan. Alkaloid menyebabkan ciri rasa
dan bau yang kuat dan dapat bersifat racun bagi hewan dan tumbuhan lain.
Sejenis tanaman yang diminum Socrates mengandung alkaliod koniin.
Selain itu ada alkaloid lain seperti nikotin, kafein, morfin, striknin,
dan teobromin (pada teh). Alkaloid bjij cenderung berfungsi sebagai
penghambat perkecambahan.Alkaloid mungkun menjadi aleokimia dalam
ekologi vegetasi alam sehingga melindungi semai yang muda dari
persaingan.
Biji pada spesies tertentu mengandung senyawa fenolik misalnya tanin,
asam klogenat, koumarin, asam furelat, dan asam kafeat. Seyawa ini juga
tergolong lakton. Lakton dapat menghambat perkecambahan yaitu membantu
mekanisme perkecambahan.
- A. Peran dan komposisi kimia dan keragaan struktur benih
Dua hal yang penting yang perlu diperhatikan dari wujud benih adalah
komposisi kimia dan keragaan strukturnya. Terdapat perbedaan komposisi
dan keragaan struktur antarspesies dan bahkan antar varietas benih.
Komposisi kimia dan keragaan struktur benih memiliki pengaruh yang nyata
terhadap kadar air keseimbangan benih, laju kemunduran benih, dan
kerentanannya terhadap kerusakan mekanis (Mugnisjah, et. al., 1990).
- Kadar air keseimbangan benih
Komposisi kimia benih mempengaruhi kadar air keseimbangan benih
dengan lingkungannya. Hal ini tidak lain karena benih bersifat
higroskopik. Karena itu benih akan menyerap kelembaban dari atau
melepaskan kelembaban yang dimilikinya kepada atmosfer di sekelilingnya
sampai terjadi suatu keseimbangan antara kadar air benih dengan
kelembaban relative dari atmosfir lingkungan. Jumlah kelembaban dalam
benih pada saat keseimbangan itu berkaitan langsung dengan komposisi
kimia benih. Pengaruh komposisi kimia benih terhadap kadar air benih
adalah sebagai berikut :
ü Kadar air keseimbangan benih berhubungan terbalik dengan kandungan minyak pada kelembaban nisbi di bawah 70 %.
ü Kandungan protein benih memiliki pengaruh yang kecil pada kadar air keseimbangan benih pada kelembaban nisbi di bawah 75 %.
ü Pati mempertahankan pengaruh relatif yang sama pada kadar air benih keseimbangan pada kelembaban nisbi berapapun.
- Laju kemunduran benih
Laju kemunduran merupakan factor lainnya yang sangat dipengaruhi oleh
komposisi kimia benih. Umumnya, dengan meningkatnya presentase minyak
dalam benih maka laju kemunduran benihpun meningkat. Kacang tanah adalah
benih yang berkadar minyak lebih tinggi daripada kedelai. Sebaliknya
walaupun analisis kimia dari kedelai dan kapas serupa, dan kedua benih
ini bervigor awal sama tinggi, benih kapas tahan disimpan sampai 24
bulan pada kondisi terbuka, sedangkan kedelai hanya 9 – 12
- Kerentanan terhadap kerusakan mekanis
Komposisi kimia juga mempengaruhi kerentanan benih terhadap kerusakan
mekanis. Pati yang terdapat pada benih diklasifikasikan ke dalam lunak
atau keras. Dalam jagung gigi kuda (dent corn) dijumpai kedua klas pati
tersebut. Pati yang lunak mudah ditembus, tetapi jarang pecah.
Sebaliknya pati yang keras tahan terhadap tekanan mekanis sampai besaran
tertentu kemudian retak. Beberapa benih berprotein tinggi, seperti
buncis , menjadi sangat mudah pecah pada kadar air yang sesuai untuk
penyimpanan. Kemudahan retak ini berkaitan erat dengan komposisi kimia
dan struktur sel kotiledonnya.
- B. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat dimbil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
- Komposisi kimia utama pembentuk biji dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu minyak atau lemak, pati atau karbohidrat, dan protein.
- Komposisi kimia dan keragaan struktur benih memiliki pengaruh yang nyata terhadap kadar air keseimbangan benih, laju kemunduran benih, dan kerentanannya terhadap kerusakan mekanis.
- Biji merupakan suatu sumber yang kaya akan vitamin tertentu, khususnya vitamin b kompleks sedangkan asam amino bebas, gula, dan asam nukleat terdapat dalam konsentrasi rendah. Biji juga mengandung pengatur pertumbuhan auksin, giberelin, sitokinin, dan penghambat pertumbuhan yang mempunyai fungsi yang penting bagi perkecambahan dan pertumbuhan semai. Yang menarik adalah sitokinin alami yang pertama, zeatin, diisolasi dari biji jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. The Invasion of Maesopsis eminii in the East Usambara Forest of Tanzania. http://.bogor.ac.uk/. Media Internet Bengkulu
Hutagalung, H. 2007. Karbohidrat. Http://library.usu.ac.id/download/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2008
Lehninger, A. L. 1982. Principles of Biochemistry (Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Diterjemahkan oleh M. Thenawijaya). Penerbit Erlangga,Jakarta.
Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan. 1990. Pengantar Produksi benih. Rajawali Pers. Jakarta.
Suarni. 2005. Karakteristik fisikokimia dan amilograf tepung jagung sebagai bahan pangan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Makassar, 29-30 Sepetember 2005. p. 440-444.
Suarni dan S. Widowati. 2008. Http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/bjagung/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2008
Suharto, E. 2003. Struktur biji, sifat fisik biji dan
karakteristik benih kemiri ( Aleurites moluccana Willd) provenan Karang
Dapo. Jurnal Akta Agrosia 6(1) : 23-29.
Suhendra, L. 2005. Studi Perubahan Protein Terlarut Selama Perkecambahan Biji Wijen (Sesamun indicum L.) Menggunakan Pendekatan Respon Surface Methodology. Http://www.ejournal.unud.ac.id/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2008.
Wijaya, S. dan L. Rohman. 2001. Fraksinasi dan Karakterisasi Protein Utama Biji Kedelai. Jurnal Ilmu Dasar. 2 (1) : 49-54
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar. Kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan blog ini. Terima kasih