Beberapa Tinjauan Pustaka Tentang Pegagan

Posted by Mega Dewana on Friday, December 28, 2012

Daun kaki kuda berupa tumbuhan terna menahun, batangnya merayap. Banyak menghasilkan cabang-cabang yang membentuk tumbuhan baru hingga tumbuhan membentuk rumpun yang menutupi tanah. Daunnya bundar, berbentuk seperti ginjal, tepinya beringgit atau bergerigi, letaknya menggerombol seputar batang. Bunganya berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung yang muncul pada ketiak daun. Pada tiap karangan biasanya terdapat 3 bunga. Buahnya kecil-kecil berupa buah buni yang bentuknya lonjong, berbau agak wangi, rasanya pahit (Setijati, 1980).

Menurut Kartasapoetra (1992) pangkal daun berbentuk lebar, panjang daun sekitar 1 cm sampai 7 cm, lebar 1,5 cm sampai 9 cm, dengan tangkai yang panjang. Daun-daun pegagan berkandungan 9% campuran minyak astiri dan damar (campuran ini sering dikenal sebagai velarin), dan 12% zat mineral (alkali sulfat) serta zat penyamak.

Tanaman pegagan merupakan tanaman obat yang masih tumbuh secara liar. Selain sebagai tanaman obat, pegagan juga banyak dimanfaatkan sebagai sayuran (lalapan mentah atau dimasak) di berbagai negara di Asia Tenggara (kecuali Philippina) dan di Sri Lanka. Di Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam daun pegagan dibuat minuman jus yang ditambahkan sedikit gula untk menghilangkan rasa pahit (Bermawie et al., 2006).

Bermawie, N., et al. 2006. Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Pegagan. Laporan Pelaksanaan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Kartasapoetra G.1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Hebat. Rineke Cipta. Jakarta.

Setijati, S., dkk. 1980. Tumbuhan Obat. Jakarta. Balai Pustaka.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar. Kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan blog ini. Terima kasih