Hidroponik sistem ebb and flow merupakan salah satu metode yang
populer dari hidroponik. Sistem ini memiliki prinsip kerja menyediakan
larutan nutrisi dengan pola pasang surut. Sistem hidroponik ebb and flow
bisa diibaratkan sebagai sebuah paru-paru. Saat air menggenang dan
membasahi media, gas-gas sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh akar
akan terpompa keluar. Demikian pula sebaliknya, ketika air meninggalkan
media dalam pot, maka udara baru dari luar yang banyak mengandung
oksigen akan tersedot ke dalam media tanam. Hal ini tentunya menjadikan
tanaman semakin tumbuh subur dan sehat (Rosliani dan N. Sumarni, 2005).
Tempat penggenangan tersusun atas rangka bambu yang dilapisi plastik untuk meletakkan pot tanaman, di pinggirnya terdapat outlet untuk menyurutkan larutan nutrisi. Seluruh tempat penggenangan akan digenangi oleh larutan nutrisi yang diambil dari tandon larutan nutrisi dengan level tertentu. Selang beberapa waktu, larutan nutrisi akan menyurut kemudian terpompa kembali pada interval yang telah ditentukan. Sebagian besar penanaman yang menggunakan metode ini percaya bahwa metode ini menghemat listrik dan tenaga kerja begitu pula dengan air dan pupuk (Soffel, 1998).
Teknologi ini sering disebut flood and drain. Prinsip kerja dari ebb and flowadalah mengisi kemasan dengan media, misalnya arang sekam kemudian menempatkannya di instalasi. Selama lima menit, kemasan yang berisi media tersebut akan dikucuri larutan. Kemudian secara gravitasi, larutan dalam kemasan akan turun kembali ke dalam tandon yang berada dibawahnya. Setelah 10 menit, pompa menyala lagi dan terjadi kembali siklus seperti di atas (Karsono et al., 2002).
Karsono, S., Sudarmodjo, dan Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Rosliani, R., dan N. Sumarni. 2005. Budidaya tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. http://balitsa.litbang.deptan.go.id//. Diakses 18 September 2011.
Soffel, L. 1998. How to Start on a Shoestring and Make a Profit With Hydroponics. 3rd Edition. May Hill Press. Franklin. 136 pp.
Tempat penggenangan tersusun atas rangka bambu yang dilapisi plastik untuk meletakkan pot tanaman, di pinggirnya terdapat outlet untuk menyurutkan larutan nutrisi. Seluruh tempat penggenangan akan digenangi oleh larutan nutrisi yang diambil dari tandon larutan nutrisi dengan level tertentu. Selang beberapa waktu, larutan nutrisi akan menyurut kemudian terpompa kembali pada interval yang telah ditentukan. Sebagian besar penanaman yang menggunakan metode ini percaya bahwa metode ini menghemat listrik dan tenaga kerja begitu pula dengan air dan pupuk (Soffel, 1998).
Teknologi ini sering disebut flood and drain. Prinsip kerja dari ebb and flowadalah mengisi kemasan dengan media, misalnya arang sekam kemudian menempatkannya di instalasi. Selama lima menit, kemasan yang berisi media tersebut akan dikucuri larutan. Kemudian secara gravitasi, larutan dalam kemasan akan turun kembali ke dalam tandon yang berada dibawahnya. Setelah 10 menit, pompa menyala lagi dan terjadi kembali siklus seperti di atas (Karsono et al., 2002).
Karsono, S., Sudarmodjo, dan Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Rosliani, R., dan N. Sumarni. 2005. Budidaya tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. http://balitsa.litbang.deptan.go.id//. Diakses 18 September 2011.
Soffel, L. 1998. How to Start on a Shoestring and Make a Profit With Hydroponics. 3rd Edition. May Hill Press. Franklin. 136 pp.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar. Kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan blog ini. Terima kasih